Februari 16, 2010

Guru Bahagia Dekat TuhanNya

Cover story (4) Teacher Happiness


Apa yang dimaksud bahagia? Siapakah guru bahagia itu? Kebahagiaan? Bagaimana cara mendapatkan kebahagiaan? Kini apakah kita sudah bahagia menjadi guru? Masih banyak lagi pertanyaan menggelayut pikiran.

Bermacam orang mengartikan rasa bahagia. Ada yang dengat kata-kata, bahasa tubuh, ada pula yang dengan ekspresi. Bahagia muncul ketika ada rasa senang, mudah, lapang, mendapat perhatian dan ucapan, menerima kata mutiara, dan sebagainya. Namun bahagia model ini terasa sesaat dan tak bertahan lama.

Banyak orang bilang, profesi guru menjadikan awet muda lantaran selalu senang. Ada juga anggapan menjadi guru itu mudah, tidak usah banyak ilmunya, yang penting bisa membimbing dan mengajar. Betul menjadi guru itu selalu senang karena dikelilingi hal-hal lucu dan menyenangkan dari anak didik. Guru merasa senang melihat kemajuan dan kepintaran siswanya meningkat dibanding sebelumnya. Guru juga bahagia manakala dapat berhubungan harmonis dengan orang tua dan teman. Apakah kebahagiaan yang ini akan bertahan lama? Hanya diri kita sendiri yang dapat menjawab.

Tak bisa kita menipu diri sendiri manakala kebahagiaan hilang dengan cepat. Atau kita yang kurang dapat mempertahankan rasa bahagia itu bersemayam di hati?

Dalam konteks Islam, segala sesuatu itu tergantung niatnya. Ketika niat melakukan sesuatu lantas ingin mendapatkan keberkahan serta keridhoan Allah SWT, maka semua itu akan kita dapatkan. Namun jika kemudian ada rasa yang mencederai, hanya niat saja yang kita dapatkan.

Luruskan Niat
Untuk apa kita menjalankan profesi sebagai guru? Apa yang nantinya kita dapat dari profesi ini? Bermanfaatkah hasil profesi kita? Masih banyak niat yang harus diluruskan. Sebuah tayangan teve menggambarkan kehidupan seorang guru di daerah terpencil. Gaji minim, jarak tempuh aduhai jauhnya dikayuh dengan sepeda. Namun guru itu menuturkan rasa bahagia, nyaman, tenang, karena semua yang ia jalani semata mencari keberkahan Tuhan. Subhanallah.

Tayangan ini sebuah pembelajaran. Saat kita menjalankan pekerjaan,lihatlah dulu apa manfaat yang akan kita peroleh dan seberapa lama akan bertahan. Allah STW memerintahkan umat Islam melakukan sholat, agar mendapat kebaikan dunia akhirat. Apabila kita menjalankan sebagai suatu kebutuhan dan tahu apa balasannya, maka niat ini akan berpengaruh pada segala ibadah yang kita lakukan, serta mendatangkan kebahagiaan. Namun jika kita menjalankan sholat tak sungguh-sungguh, semata karena ritual, tak akan bersemayam rasa bahagia itu. Seperti itu pula lah profesi Guru ini dijalankan.

Guru bahagia bukan hanya dirasakan oleh dirinya sendiri. Rasa bahagia itu akan mengalir ke sesama. Guru ini tahu apa yang akan didapatkan kelak jika profesi ini ditekuninya sungguh-sungguh, sesuai ilmu dan hatinya.TG

Rosemalina
Guru Komunitas Bermain
Semut-Semut the Natural School

1 komentar:

Hery Sutarto mengatakan...

"kebahagiaan" adalah sebuah kata benda. Benda yang abstrak yang dapat kita "wujudkan" lewat perasaan. Artinya apa? BAHAGIA bisa kita CIPTAKAN. Jika Kita merasa BAHAGIA, maka kita sudah mendapatkan kebahagiaan tersebut. Yah..kata "MERASA" sangat penting. di dalam Islam saya juga pernah di ajarkan "kita harus "merasa" kaya, karena selalu ingin memberi..." maka kekayaan itu sudah kita dapatkan. Jadi apapun pekerjaan kita "MERASA BAHAGIALAH" dengan pekerjaan tersebut. Kalau kita kaitkan dengan Islam, memang goal kita adalah "keridhoaan sang Khalik".