November 07, 2010
Cover Story : PERUBAHAN PENAMPILAN dan PROSES KEHIDUPAN
Pada masa liburan, marak undangan dan ide reuni. Dari mantan teman SD hingga perguruan tinggi, atau kelompok dan gank tertentu. Yang unik dari setiap reuni adalah serunya mengingat kejadian dan perilaku di masa lalu. Acara reuni makin syahdu dengan kehadiran mantan Guru. Secara muka, sama tuanya dengan mantan muridnya yang kini telah berkiprah di berbagai dimensi kehidupan.
Nostalgia …
Ada yang masih menampakkan kesamaan dengan penampilannya dulu. Selebihnya adalah sebuah perubahan. Tubuh makin tambun, rambut memutih, keriput, kaca mata plus, dan tanda-tanda ketuaan yang tak bisa dihindarkan.
Di tengah pekik sorak kegirangan, di tengah tawa canda yang meleburkan lorong waktu, perubahan yang membedakan performa adalah status dan posisi serta predikat yang melekat. Si Fulan yang dulu belet banget matematika, kini jadi dokter. Si Andi yang dulu pemalu , kini menjadi kurator seni. Si Upik yang dulu lincah, kini menjadi konsultan pajak. Pedro, yang sempat tak naik kelas, kini memiliki perusahaan media. Beragam jabatan dan posisi menunjukkan kompetensi yang dimiliki. Hampir semua pekerjaan yang kini ditekuni tak diprediksi sejak di bangku sekolah.
Faisal, tukang ngerjain teman wanita, suka bolos, kalau jajan di kantin ngebon melulu, pulang sekolah ngadu ayam…., kini jadi Guru teladan! Semua rekaman masa lalu jadi menggelikan.
“Lho ini kan Ika, dulu matematika mu selalu di bawah enam. Sekarang jadi dokter,”kata Erni yang dulu selalu ranking satu. “Jadi dokter nggak perlu pinter matematika!” kelakar Ika. Erni pun nyengir – ia ibu rumah tangga yang kerap menyambangi tempat belanja baru dan ikut kursus kebugaran tubuh. Ke mana kiprah ranking satu yang sejak dulu dibanggakan?
Agus yang dulu sangat hafal nama-nama menteri kabinet, lapangan terbang, sunan-sunan dan ibukota negara sedunia, kini menjadi event organizer musik yang menyediakan pemain keyboard hingga penyanyi. Agus sendiri bertindak selaku pembawa acara yang fasih Jawa kromo inggil, lengkap dengan segala komentar dan petuah penuh makna.
JELAS INI ADALAH SEBUAH PERUBAHAN
Perjalanan kehidupan dan pendewasaan diri, ditentukan oleh lingkungan. Penampilan dan kebiasaan di SD bisa saja menjadi clue atau petunjuk, ke mana kaki kan melangkah. Namun selebihnya adalah sebuah proses. Sekolah lanjutan dan vokasional yang dipilih, juga tak selamanya menjadi pengantar kedudukan saat ini. Proses mencari potensi diri yang tak seimbang dengan sistem pengajaran yang melulu hanya mencecer ranah akademis, disinyalir menjadi biang keladinya.
Kita yang kini berkiprah di dunia pendidikan, melihat praksis pendidikan di sekolah masih terbelenggu kendali mutu dari otoritas tunggal. Anak tetap diukur dan dibandingkan satu sama lain dengan angka dan achievement kognitif.
Berbagai perubahan untuk mengembangkan kemampuan emosi dan kepemimpinan diri belum mampu menggoyahkan keyakinan akan kecerdasan kognitif sebagai penentu kesuksesan masa depan.
Kita, yang saat ini menjadi praktisi pendidikan, berbekal kenyataan pada saat reuni itu, mestinya bisa melihat sebuah fenomena menarik. Ilmu yang dibekalkan, bilamana tak memberi manfaat secara kontekstual pada kehidupan sehari-hari, akan menguap saja.
Penentu keberhasilan kemudian akan bergeser pada kemampuan seseorang mengadaptasi lingkungan dan sumber daya yang tersedia. Puncak tertinggi dan esensi terpenting dalam pendidikan manusia adalah moralitas, integritas dan orisinalitas. Semua ini akan dicapai melalui proses yang bukan melulu mencecar ranah akademis. Pendewasaan jati diri dan pendidikan kehidupan yang toleran pada perbedaan, menghormati tetua, menghargai karya orang lain, adalah sebuah keniscayaan yang akan mengantarkan kehidupan menjadi lebih harmonis.
Apa pun profesi dan jabatan, jika hanya berhenti pada kebanggan pencapaian gelar, tak ayal hanya memberikan kontribusi ekonomis. Mereka yang dibesarkan dengan cinta dan penguatan emosi, kultural, dan nilai-nilai kehidupan, akan lebih menonjol kreativitasnya. Kalau jadi dokter ya dokter yang tak lelah mencari solusi dan perbaikan kesehatan, bukan hanya terima bayaran dan puas. Yang jadi konsultan teknik akan memikirkan temuan canggih yang membantu kemudahan manusia menyelamatkan lingkungan, yang jadi seniman terus menghasilkan masterpiece pada karya-karyanya.
Saat ini, demi masa depan, tak usah memaksakan ketercapaian pada bidang tertentu. Beritakan kabar gembira ini pada para orang tua, tak usah terlalu risau jika nilai rapor tak menggembirakan. Hal itu tak akan mempengaruhi masa depan anak. Kemampuan mengelola dimensi kehidupan yang lain membutuhkan kekuatan jati diri yang kuat. Ini yang lebih menentukan. Tambahkan materi yang lebih substantive. Karakter, leadership, entrepreneurship, dan penguatan potensi diri.
Akhirnya, integritas, moralitas dan orisinalitas ini yang akan membawa kesuksesan dan kebahagiaan dan manfaat terbesar bagi orang banyak, sebagai substansi kehidupan.
Bersiaplah membangun kebanggaan diri sebagai pencetak masa depan anak. Saat reuni anak didik nanti, akan kita buktikan! Berani bertaruh?TG
• Tulisan ini diterbitkan dalam majalah Teachers Guide edisi no. 10/ Tahun ke IV/2010. Dapatkan di toko buku Gramedia dan Gunung Agung. Ketimbang kehabisan, silakan berlangganan. Sirkulasi: (Fleksi) 021-68458569, 0812 8242 801 . Selamat membaca!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar