Desember 01, 2009

DUNIA SUDAH BERUBAH

Pada sebuah seminar Guru yang diadakan oleh Provisi Education, dengan nara sumber Romy Cahyadi, dipaparkan fakta-fakta yang melingkupi kehidupan manusia saat ini:

* Akses Wikipedia dan Google
* Saat ini ada 540.000 kata dalam bahasa Inggris: 5 kali lebih banyak daripada masa hidup Shakespeare
* Saat ini banyaknya teks yang dikirim dan diterima dalam sehari melebihi populasi manuisa di bumi (6 milyar jiwa)
* Setengah dari yang dipelajari pada tahun pertama akan menjadi kadaluwarsa di tahun ke tiga
* Sepuluh (10) top profesi di tahun 2010 belum eksis di tahun 2004
* Orang akan lebih mudah berganti pekerjaan, karena lebih mudah mempelajari kompetensi baru dengan kemampuan belajar lebih tinggi dan menggunakan cara belajar gaya baru lebih banyak cara belajar gaya baru
* Masalah dunia semakin tergantung dan saling terkait dengan perubahan iklim global
dan krisi ekonomi

Tuntutan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh lulusan sekolah kemudian dideretkan sebagai berikut:
1. Academic achievement
2. Literacy
3. Numeracy
4. Basic computer skills
5. Time management skills
6. Communication skills
7. Interpersonal skills
8. Team working skills
9. Problem solving skills
10. Comprehension of business process
11. Research and analysis skills
12. Leadership skills


Selain pelajaran inti seperti yang sudah kita kenal selama ini, yakni matematika, bahasa, sains, Pkn, IPS, hasta karya, juga ada kelompok pelajaran yang disebut sebagai pelajaran abad 21, yang meliputi global awareness, financial, economic, business & entrepreneurship literacy, civic literacy, health literacy , learning & innovation skills.

Semua pembelajaran harus mengandung unsur Creativity & Innovation, yang di dalamnya termuat materi think creatively, work creatively with others, critical thinking & problem solving, communication & collaboration with people from diverse backround, effectively verbal & written for different purposes.

Kebiasaan manusia ke depan bertambah secara khusus, untuk menyesuaikan dengan dunia usaha dan karir sesorang agar survive dan berkembang, menyangkut life & career skills yang harus dimiliki, yakni:
* Initiative & self direction – managed goals & time, work independently, be self directed learners
* Flexsibility & adaptability – adapt to change, open to different views, able to work to reach compromise
* Social & cross cultural skills – interact effectively with others,
works effectively in diverse team
* Productivity & accountability –manage projects, produce results
* Leadership & responsibility guide & lead other, be responsible to others

BAGAIMANA KITA MULAI?
Apa yang bisa kita lakukan agar proses pembelajaran di sekolah dapat melatihkan tuntutan perubahan tersebut? Salah satu letak keberhasilannya ada pada kepala sekolah, yang harus sukses memimpin sekolah masa kini.

TAKSONOMI BLOOM, harus dikuasai setiap Guru, agar dapat mengajar dengan sepatutnya.

Alvie Kohn dalam bukunya ‘Memilih Sekolah Terbaik untuk Anak’, memberi gambaran pelajaran matematika sebagai berikut:
“Menurut kalian, ada berapa banyak pensil yang ada di sebuah sekolah?
Apakah ada cara yang memungkinkan kita tahu, tanpa harus menghitung satu persatu?”

Sangat mengasyikkan. Siswa menghabiskan waktu untuk mengabstraksi, membandingkan, meyakinkan, mengklasifikasikan, menyimpulkan, mengatur, menemukan, menggambarkan, membuat pola, memvalidasi, mengukur, mensitesiskan dan mengurutkan tingkatan. Inilah jenis kegiatan yang dianggap menjadi karakter kerja ahli matematika.

Guru harus serius mencari soal dan kegiatan nyata yang bisa menyediakan kesempatan anak bernalar numeris. Artikel berita di koran pagi bisa menimbulkan pertanyaan probabilitas, memasak menyediakan soal pecahan yang otentik, mengabsen anak bisa dijadikan probabilitas; ‘berapa proporsi anak di kelas yang absen hari ini?’ misalnya.

Sering ditemui soal cerita seperti ini: ‘sebuah kereta berangkat dari Gambir ke arah barat dengan kecepatan 105 km/jam…..’ Bandingkan dengan perintah Guru yang meminta siswa membandingkan berat dua permen karet bergula dan tanpa gula sebelum dan sesudah dikunyah. Di sinilah proses perkiraan, pencatatan hasil, menjumlah, membagi, mengalikan, sekaligus menggunakan desimal, dan menyimpulkan.

Di kelas yang mana siswa bisa melihat matematika sebagai sesuatu yang relevan, menarik dan merupakan sesuatu yang berhasil mereka lakukan? ½ + 1/3 = ------------- adalah simbol yang diberikan pada siswa. Sekarang bayangkan jika siswa diminta menerangkan dengan kata-kata dan angka: ‘mengapa ½ +1/3 hasilnya bukan 1/5?’ Pertanyaan mana yang lebih membuat Guru tahu cara berfikir siswa?

Mengacu pada perubahan dunia yang mengakibatkan perubahan proses belajar di atas, yang harus dihentikan adalah mengajar siswa dengan pengajaran tradisional.
Piaget mengatakan: ‘kekuatan penalaran secara pribadi yang dapat dilakukan dengan bebas, dijamin bukan dengan mengetahui teorema pytagoras, melainkan dengan menemukan kembali keberadaan dan kegunaan.

Tujuan pendidikan bukan untuk mengulangi dan menghafal kebenaran yang siap pakai, melainkan sesorang bisa berpendidikaan dengan belajar menguasai kebenaran itu melalui usahanya sendiri.’

Siswa bisa dikatakan benar-benar belajar saat mereka tidak diberi penggaris, tetapi diminta menemukan konsep penggaris, saat mereka membentuk sendiri konsep rasio, menciptakan kembali hubungan konstan menakjubkan antara ketiga sisi segitiga siku-siku dan menemukan hubungannya dengan disain benda sesungguhnya.

Mulai saja membongkar cara pengajaran Anda, agar siswa berjalan menuju masa depannya dengan penuh bekal dan latihan sesuai yang dibutuhkan jaman mereka, bukan jaman kita. TG

*) Tulisan ini diterbitkan pada Teachers Guide Edisi No. 09 Vol III/2009. Dapatkan hard copy di toko-toko Gramedia dan Gunung Agung sekitar Anda. Atau hubungi bagian berlangganan Hp/SMS ke 021 68458569

Tidak ada komentar: