Maret 07, 2011

REFORMASI DARI SEKOLAH KEBUN

Pengabdian Sinar Mas Grup Mengembangkan Sekolah-Sekolah di Perkebunan Sawit


Rubrik CSR on Education


Pendidikan, menurut Ki Hajar Dewantara,adalah perjuangan kebudayaan. Dan bagi SMART Tbk, anak usaha perkebunan sawit Sinar Mas Grup, pendidikan yang mereka kembangkan di 116 sekolah kebun (SD, SMP, SMA)yang menampung lebih dari 21.000 siswa dan 1.080 guru tersebar di Sumatera, Kalimantan, dan Papua, lebih tepat disebut sebagai upaya perjuangan kemanusiaan.

Penghargaan atas manusia dan kemanusiaan, ditunjukkan dengan upaya membuat sekolah berkualitas berbiaya murah hampir gratis maupun mendorong peningkatan mutu kualitas sekolah (negeri, yayasan)di sekitar perkebunan. Merekrut guru dan kepala sekolah, membiayai gaji, tempat tinggal, dan operasional sekolah.

Jika sekolah di kebun berkualitas, tentu saja para profesional, staf, dan pekerja tak ragu menetap. Tak perlu berpisah menitipkannya bersekolah ke kota besar atau semisal di Jakarta. Masa-masa istimewa anak (golden age) anak hingga usia SMP berada dalam pengasuhan bersama ayah dan ibunya. Inilah kealamian yang terbaik bagi anak dan orangtua.

“Pak Franky Wijaya, CEO dari SMART Tbk. ingin agar sekolah-sekolah ditingkatkan kualitasnya, yang kebanyakan saat ini terakreditasi C agar mencapai akreditasi A dan berstandar nasional plus, yaitu plus pada pengembangan ahlak budi pekerti dan charater building. Sama baiknya atau kalau bisa lebih baik dari yang ada di kota,” jelas Urbanus M. Nangoy, HR Development Head yang bertanggungjawab atas sekolah-sekolah di seluruh perkebunan SMART Tbk.

Sekolah yang baik membentuk kader-kader berpendidikan baik, menjaga lingkungan kerja yang baik, dan mampu bekerja bersama dengan kualifikasi yang baik untuk mengelola perkebunan, sehingga perusahaan tumbuh baik-berkesinambungan.

Sumberdaya manusia lokal akan meningkat kualitasnya,sehingga terjadi arus penyerapan tenaga kerja,meningkatnya peran serta masyarakat dalam pembangunan daerah, yang berujung pada kemandirian ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, terutama daerah pedalaman yang sesungguhnya berpotensi sumberdaya alam luar biasa tapi minim sumber daya manusia.

Sesuai dengan tiga filosofi Sinar Mas: people, profit, planet. Profit hanya bisa langgeng, bila perusahaan peduli akan masyarakat internal (karyawan) dan eksternal
(masyarakat sekitar, termasuk konsumen/buyer), serta planet bumi tempat kebun berdiri. Ketiga aspek ini harus seimbang, berimbang, terintegrasi.

KECERIAAN BELAJAR MENGAJAR
Atas undangan Eka Tjipta Foundation, Teachers Guide berkesempatan mengunjungi sekolah-sekolah di kebun sawit Propinsi Kalimantan Tengah, yang sedang menjalani program pengembangan guru dan manajemen sekolah.

Di lokasi sekolah SDS Bina Sawit 02, Desa Rungau Raya, Kec. Hanau, Kab. Seruyan, selama dua hari sekitar 50 guru dan kepala sekolah dari 6 sekolah di kebun (estate) Tangar berkumpul mengikuti pelatihan paradigma baru pendidikan dari tim Center for Betterment Education (CBE) Jakarta. Lima guru senior mumpuni, yaitu Sururi Aziz, Khaerudin, Uus Rustandi, Bahar Sungkowo, dan Rahmat Akbar, selama dua hari menggojlok mereka dengan berbagai tugas yang cukup berat. Antara lain wawasan guru professional, dan pembuatan silabus/RPP.

“Senang sekali kami mendapat pelatihan dalam program yang terarah seperti ini,” kata Replit Harnowo, kepala sekolah SMP Bina Sawit, yang merindukan program seperti ini. Sejak tahun 2004 berdiri sekolah, memang jarang ada pelatihan-pelatihan yang teratur dan terarah.

Menurut Ummy Setya Rintiyani, ”Saya akan coba menerapkan apa yang sudah diajarkan, termasuk inovasi pembelajarannya. Misal, mengajak anak ke hutan konservasi untuk belajar di laboratorium alam,” jelas kepsek SDS Bina Sawit 2, Tangar Estate, tempat kegiatan ini diselenggarakan. Ia kepala sekolah baru, pejabat sebelumnya pindah ke Sampit lantaran diterima sebagai guru PNS.

Optimisme senada diungkapkan oleh Nurhamid, dari SD Bina Sawit 3, Terawan. Meski sekolah jauh dari kota kabupaten, Nurhamid membanggakan prestasi siswa-siswanya, yang meraih nilai UASBN tertinggi di atas SD negeri lain di kabupaten Seruyan. Sekolahnya pun aktif dalam kegiatan sains, misalnya menyelenggarakan acara Olimpiade Matematika dan IPA. Nurhamid beruntung, karena support yang amat tinggi dari manager kebun H. Mukayat serta Vice President Agronomy (VPA) Rudy Gunadi, dan Regional Controller (RC) Unggul, berikut tim guru yang solid dan berkinerja tinggi.

Menurut penanggungjawab pelatihan Sururi Aziz, “Guru-guru ini sangat berpotensi untuk menjadi guru kreatif dan berprestasi.” Pelatihan ini membekalkan sikap utama seorang guru yang harus dikembangkan: ikhlas bekerja, bangga sebagai guru, produktif dan inovatif. Di sisi kompetensi, diajari ketrampilan menyusun perencanaan, meng- organisir bahan ajar, mengelola strategi dan media pembelajaran, melakukan evaluasi, komunikasi produktif, serta inovasi pembelajaran. “Sukses menjadi guru pun sebuah proses,” jelas Sururi, yang juga konsultan di Bright Consultant, Tangerang, Jawa Barat ini.

Upgrading, ya … upgrading. Ini memang kata yang paling tepat bagi kegiatan di sekolah-sekolah di kebun itu. Tahap pertama, sebagai awal, ke-6 sekolah SMART di Tangar-Mandang-Seruyan, Kalimantan Tengah ini. Jika up-grading ini berhasil, maka menanti lebih 100 sekolah lagi di tingkat SD, SMP hingga SMA di kebun-kebun SMART Tbk. yang tersebar di seantero Nusantara.

Ke depan, kesejahteraan guru SMART akan terus ditingkatkan. Dan idealnya, di setiap estate/kebun seluas 4.000 hektar itu ada 1 sekolah dasar. Begitu juga, gedung-gedung baru SMP akan ditambah. Saat ini, di kebun-kebun sawit Kalimantan Tengah (PSM-6, sebutannya), telah ada 12 SD dan 2 SMP. Dan dalam perencanaan akan bertambah menjadi 24 SD dan 5 SMP. “Kami segera mengoperasikan 3 SD dan 1 SMP - di Semilar,” jelas Sapto H. Sakti, Head of Program Development Eka Tjipta Foundation yang menangani program pendidikan dan berbagai program beasiswa seperti Tjipta Sarjana Bangun Desa, dan Tjipta Pemuda Bangun Desa.


MANUSIA AGRARIS MODERN

Menciptakan masyarakat kebun yang ideal, itulah yang tampaknya dipikirkan lebih matang oleh Sinar Mas Grup. Indonesia adalah negeri agraris yang begitu luar biasa, hanya dapat dikelola oleh orang-orang cerdas, yang cinta pada alam pertanian, suka bekerja keras, terbuka dan mampu beradaptasi dengan teknologi modern, memiliki budi pekerti yang luhur dan moralitas (karakter) tinggi.

Dan itu berarti peran aktif semua pihak agar mewujudkan cita-cita itu secara bersama. Misalnya, para orangtua juga diminta aktif berperan serta dalam pengawasan dan pengembangan pendidikan anak-anak mereka. Keberhasilan sekolah adalah tanggung- jawab bersama: perusahan,orangtua murid, dan sekolah. “Kalau ada perbaikan sekolah, kami tidak bawa kontraktor, tapi hanya bahan-bahan, dan kita ajak orangtua kerja bakti di hari libur memperbaiki sekolah bersama,” jelas Urbanus.

Membuat Sains Fair, mengadakan pelatihan PAKEM (dengan UNICEF).
Salah satu sekolah dasar di kebun di Panaitan, Sumut, menjadi contoh penerapan MBS (Manajemen Berbasis Sekolah). Para guru-guru di sekolah sekitar diajak bergabung dala pelatihan, sehingga pengelolaan sekolah dan model pembelajaran pun berubah, makin maju.

Menyaksikan kerja keras dan pengabdian para Guru di kawasan terpencil seperti perkebunan sawit yang indah namun sepi, tentu merupakan suatu penghargaan atas kemanusiaan dan kebangsaan Indonesia itu sendiri. Menyaksikan para Guru berkiprah dengan tulus membaktikan diri terbaiknya bagi generasi Indonesia mendatang, betapa mengharukan. KeIndonesiaan kita makin kental, bilamana menyakini bahwa Indonesia ke depan akan lebih baik, dan salah satunya itu dimulai dari sekolah-sekolah kebun yang akan melahirkan genius-genius asli Indonesia, manusia agraris modern yang cerdas, berahlak tinggi, dan mampu mengelola sumberdaya alam bagi kesejahteraan bangsa. TG


*) Tulisan ini diterbitkan pada edisi 11/2011. Judul cover : MENJADI INDONESIA. Dapatkan majalah Teachers Guide di Gramedia atau Gunung Agung. Atau, silakan berlangganan jika tak ingin luput ketinggalan.

Tidak ada komentar: