Ada hambatan bagi Guru untuk mengelola siswa. Ya, pasti. Anak sekarang lebih kritis, tak mudah menerima masukan. Guru kalah berharga ketimbang infotainment dan tayangan kekerasan. Dunia maya menjadikan anak terkoneksi satu sama lain. Dari situ mereka belajar berekspresi. Jika tak dikontrol, tindakan saling menyakiti atau bullying marak terjadi.
Hindari dampak bullying
Pola asuh, lingkungan, faktor personal, adat, kebiasaan, nilai yang dianut, semua menjadi penyebab terjadinya bullying. Guru dan orang tua bahkan sering meminta anaknya membalas tindakan teman yang menyakiti dengan balasan setimpal. Alibinya, tanpa itu pelaku tak akan kapok!
Apa Itu Bullying?
Bullying adalah tindakan fisik, lisan, tertulis yang disengaja sehingga mengakibatkan orang lain tersakiti (fisik atau perasaan). Bullying terjadi bila ada seseorang mengintimidasi atau memojokkan orang lain, melecehkan, mencari-cari kesalahan,mengucilkan, hingga orang lain merasa takut, dihina, malu, terancam.
Reaksi terhadap bullying dapat dibedakan menjadi 3 hal, yakni Submassive : pasrah tidak berdaya; Agresif: membalas dengan agresifitas yang sama; dan Assertif: mempertahankan hak dengan cara yang sesuai dan tidak merusak (benda, fisik, perasaan) orang lain.
Mana yang kita pilih? Lebih sering yang agresif, bukan? Puas rasanya! Namun jika ini menjadi budaya dan terpola di sekolah, di rumah, di lingkungan pergaulan, bisa Anda bayangkan apa yang akan terjadi.
Kita ingin siswa maju secara akademis dan tumbuh subur keluhurannya (santun, peduli, tanggun g jawab, hormat, dan nilai-nilai positif lain). Keinginan ini sering diterjemahkan dengan cara yang salah oleh pendidik
(ortu, Guru, pejabat, dll). Mestinya di sekolah diberlakukan ‘tough love’, dengan menghadirkan keteladanan. School without fear akan menjadi atmosfir yang baik.
Mencegah bullying diawali dengan mendidik siswa mampu membedakan antara mengadu dan melapor. Masukkan program anti bullying dalam kurikulum. Lakukan kegiatan kelompok, jadwalkan untuk menilai kebaikan teman, menghargai individu, dan saling memuji. Semua ini harus terjadwal. Jangan sambil lalu (kalau ada waktu). Ingat, kita adalah pembawa perubahan yang harus memulai saat ini dan dari diri sendiri.
Semua orang pernah menjadi korban sekaligus pelaku bullying. Ajarkan I-message dengan cara: jelaskan situasi yang terjadi. Jelaskan perasaan yang muncul. Tunjukkan bahasa tubuh yang sesuai. Namai perasaan, dengan mengatakan: "kamu merasa………., karena…"…………….
Meski berliku, tetaplah menghidupkan budaya anti bullying di mana pun berada. Kemarahan tidak selalu harus dicegah. Tapi cari cara penyampaian yang lebih konstruktif. Bullying bukan karakter. Bullying itu sesuatu yang dipelajari, yang sifatnya menular. Karena itu ciptakan penawarnya, agar dunia mini yang bernama sekolah masih menyenangkan dan dipercaya sebagai tempat mengubah perilaku dan menuntut ilmu.TG
20 Langkah Anger Management Bagi Korban
Menghindari dampak parah bullying, kenali langkah bagi korban:
1. Hentikan kemarahan, berpikirlah
2. Kamu bertanggung jawab atas perbuatanmu.
3. Katakan pada diri sendiri, boleh marah tapi tidak menyakiti orang lain
4. Katakan pada orang itu untuk menghentikan perbuatannya
5. Masukkan tanganmu ke dalam saku
6. Jaga tinjumu untuk dirimu
7. Menghindar
8. Gunakan I – messege
9. Tarik nafas dalam-dalam dan lepaskan
10. Berhitung pelan-pelan 1-10. Lanjutkan ………………
11. Berbicara dengan orang dewasa
12. Pikirkan hal yang menarik
13. Pikirkan hal yang menyenangkan
14. Perlakukan orang itu dengan baik
15. Ungkapkan kemarahan dengan gambar
16. Ungkapkan kemarahan dalam nyanyian
17 Ingat, membalas tidak menyelesaikan masalah
18. Time out
19. Cari orang lain untuk menemani
20. Lihatlah bahwa kamu bisa mengendalikan kemarahanmu.
Disarikan dari Seminar dan Workshop “Menelusuri Bullying di Dunia Sekolah”, oleh Sekolah Al Fikri-Depok bersama Diena Haryana, Yayasan Sejiwa, 2009.
*) Tulisan ini diterbitkan pada Teachers Guide Edisi No. 8 Vol III/2009. Dapatkan hard copy di toko-toko Gramedia dan Gunung Agung sekitar Anda. Atau hubungi bagian berlangganan Hp/SMS ke 0856 8040 385.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar