Pendekatan multiple intelligences
Siswa belajar dengan caranya masing-masing, sesuai dengan tipe belajarnya. Tabel ini dapat menjadi pemandu kita menemukan aneka tipe belajar anak.
Makin mudah dan mampu kita menemukan aneka tipe belajar, akan sangat memudahkan kita mencarikan cara belajar, mudah menangani kelas, serta meningkatkan hasil belajar siswa secara lebih optimal. Seorang pembelajar visual, belajar paling baik melalui gambar, diagram, atau peta.
Ada pun pembelajar auditori, suka mencipatakan irama/ nada untuk membantu mereka mengingat sesuatu. Sedangkan pembelajar kinestitek, belajar paling baik melalui gerakan.
Pembelajaran yang efektif adalah yang memperhatikan keunikan individual siswa. Pemahaman akan keunikan individual siswa itu, menghindarkan guru dari ‘pendekatan serba sama (seragam) untuk semua siswa’. Di samping itu, mendorong siswa lebih bertanggungjawab terhadap proses belajarnya dan menggunakan kelebihannya.
Pembelajaran yang memperhatikan keunikan individual siswa akan berhasil paling baik dalam suasana positif, ketika siswa didorong untuk mengambil tanggungjawab, menerima tantangan dan belajar sebanyak yang mereka bisa.
7 KECERDASAN GARDNER SEBAGAI ‘SENJATA’
Gardner mengajukan tujuh jenis kecerdasan yang berbeda untuk menunjukkan cakupan potensi yang dimiliki oleh anak-anak dan orang dewasa.
Bagaimana Guru mengunakan pendekatan ini sehari-hari saat mengajar?
Untuk murid yang ‘menyukai gambar’, penggunaan DVD/video akan memacu pemikiran mereka. Bagi murid yang ‘cerdas gerakan’ perlu bergerak walau dalam pelajaran selama 50 menit. Sedangkan pekerjaan lapangan/praktek sangat disukai oleh pembelajar kinestetik.
“Kelas saya banyak menggunakan pekerjaan kelompok, untuk memacu murid yang cerdas dalam hubungan dengan orang lain,” jelas Jackie Craymer, pembicara KGN yang seorang guru di Selandia Baru.
Menurut Jackie Craymer, Gardner mendorong kita untuk keluar dari cara mengajar yang ‘biasa’, memperluas fokus kita, serta meningkatkan hasil belajar murid kita.
Gardner menyarankan kurikulum yang berimbang, yang menggabungkan pendidikan seni, kesadaran diri, dan komunikasi fisik. “Gardner menganjurkan bahwa metode yang digunakan harus selalu memperhatikan dan melayani beragam kecerdasan,” tambah Jackie.
“Gunakan penilaian dan penerjemahan Anda sendiri agar Anda dapat mengeluarkan sisi terbaik dari para murid dan bila dimungkinkan, tingkatkan dan sesuaikan dengan keadaan Anda sendiri. Konsep-konsep ini adalah bantuan, bukan sebuah dogma yang harus diikuti dan diterapkan secara kaku,” demikian paparan Jackie Craymer.
Menerapkan pendekatan belajar yang melayani berbagai keragaman cara belajar siswa, tentu membutuhkan perencanaan yang matang. Tanpa perencanaan, pembelajaran akan membuang waktu dan suasana kelas akan menjadi kacau. Jackie menyarankan agar kita para Guru melakukan refleksi dalam perencanaan, mencoba cara baru dalam mengajar – kreatif, serta memberikan berbagai kesempatan kepada murid untuk belajar.TG
* Jackie Craymer adalah Guru kelas IX – XIII dalam mata pelajaran Sosial Studies, Sejarah dan Geografi di Carmel College, New Zealand.“Learning Style”, paper yang disampaikannya dalam Kongres Guru Nusantara 2008, Samarinda.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar