September 23, 2008

OPTIMALISASI KECERDASAN KINESTETIK
dan Efeknya pada Kecerdasan Lain


by M. Muhyi Faruq, S.Pd., M.Pd.
Direktur KINESIA Kinestetika Indonesia.
Staf pengajar di Great Crystal International School.
Penulis buku “100 Permainan Kecerdasan Kinestetik”, Grasindo.


Cerdas raga atau kecerdasan kinestetik merupakan salah satu dari dari 8 (delapan) kecerdasan yang digulirkan Howard Gardner.

Kecerdasan kinestetik identik dengan aktivitas jasmani (gerak) yang merupakan ekspresi ide dan perasaan dalam mencipta atau mengubah sesuatu. Aktivitas jasmani ini merupakan dasar bagi anak untuk mengenal diri sendiri, dan lingkungan sekelilingnya serta mengenal dunia.

Kecerdasan kinestetik fokus pada kemampuan gerak berupa kecepatan (speed), kekuatan (strength), kelentukan (flexibility), koordinasi (coordination), ketepatan (accuracy), serta keseimbangan (balance).

Berbagai macam kemampuan gerak tersebut digunakan untuk memecahkan persoalan-persoalan sehari-hari yang dihadapi anak melalui gerakan-gerakannya yang jenius.

Untuk tingkat pengembangan kecerdasan ini, diperlukan suatu desain yang menarik dan menantang, dalam bentuk kegiatan permainan dengan melihat faktor-faktor apa saja yang menjadi target utama untuk dikembangkan.

Misal, mengembangkan kemampuan gerak khusus anak yang berkaitan dengan kecepatan. Contoh permainan berkelompok untuk anak kelas rendah di sekolah dasar (lower primary) adalah ”permainan menyetir mobil”. Permainan ini cukup sederhana, namun punya efek positif untuk mengembangkan kecerdasan kinestetik serta kecerdasan yang lain.


Cara melakukannya, anak diatur menyebar di ruang kelas (atau hall, gym). Buat kelompok kecil, sekelompok hanya dua anak. Setelah dapat pasangan, pegang bahu pasangan dengan kedua tangan, dengan posisi menghadap ke depan semua atau searah. Yang berada di depan memejamkan mata, anak yang berada di belakangnya sebagai seorang sopir.

Pada saat kegiatan bermain dimulai, semua anak bebas bergerak mengarahkan temannya ke mana ia suka. Yang harus diingatkan, jangan sampai bertabrakan. Saat anak-anak bergerak, mereka mulai memahami cara melangkah atau berlari dengan cepat – yang berarti mengembangkan kecerdasan kinestetik.

Ketika belok kanan, belok kiri, mundur, maju, atau berputar agar ’mobil’ yang satu tak bertabrakan dengan mobil lainnya, untuk kegiatan ini mereka sudah mengembangkan kecerdasan visual spatialnya. Permainan ini tidak hanya dilakukan secara perorangan, tetapi juga berpasangan dan berkelompok.

Berikutnya anak-anak mencoba sebuah alat transportasi yang panjang dan besar misalkan bus. Maka, buat satu kelompok tiga sampai empat anak, tiga orang posisi mata tertutup sambil memegang bahu temannya, sedangkan yang paling belakang menyetir kemana tiga temannya akan diarahkan. Dengan cara ini mereka diajak untuk mengembangkan kecerdasan interpersonalnya.

Kegiatan bermain menyetir mobil ini bisa dilombakan kecepatan, keseimbangan dan kekuatan dengan cara berjalan dengan cepat dari garis awal ke garis akhir secara bersamaan dengan satu penyetir dimana mata mereka di tutup. Untuk memenangkan lomba ini butuh strategi, ketika mereka mendisain strategi bersama anggota kelompok pada saat itu mereka telah mengembangkan kecerdasan logika matematika, pada saat diskusi mendisain strategi mereka di juga mengembangkan kecerdasan bahasa, menyampaikan gagasan kepada teman yang dengan bahasa-bahasa sederhana yang disetujui oleh semua anggota kelompok, atau justru terjadi perdebatan yang lama untuk menentukan strategi apa.

Satu permainan saja sudah mampu memberikan kontribusi positif terhadap beberapa kecerdasan anak, diperlukan kreativitas yang tinggi, subur ide-ide dari para guru dalam mendisain berbagai permainan agar anak-anak memperoleh manfaat seluas-luasnya dalam bermain, bukan sekedar bermain yang tanpa makna.

Selamat berinovasi dan menjadi disainer-disainer yang andal di masa mendatang untuk dunia pendidikan. **
(Dimuat di majalah Teachers Guide No.6 Vol II, 2008)


Tidak ada komentar: