April 28, 2009

Sekolah Global Mandiri: Kreatif, Buku, dan Pelatihan

School Social Responsibility Sekolah Global Mandiri

Awalnya adalah sebuah buku “Berbagi, Ceria, dan Kreatif”, berisikan kumpulan ide-ide kreatif para guru di Sekolah Global Mandiri, Cibubur-Jakarta Timur, yang getol bereksplorasi menggunakan bahan dari barang bekas tak terpakai.

Gagasan-gagasan kreatif itulah yang menghantarkan tim guru Sekolah Global Mandiri melatih sekitar 200 guru di Kecamatan Bayan dan Kutoarjo, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Pelatihan terselenggara atas undangan Kepala UPT Pendidikan di dua kecamatan tersebut, 13-14 Februari lalu.

Bagi Sekolah Global Mandiri, program ini, termasuk diantaranya penyebarluasan buku ’BCK’, adalah bagian dari SSR (school social responsibility), semacam CSR di perusahaan bisnis. ”Ingin berbagi, dan memberi inspirasi menciptakan pembelajaran yang kreatif berbekal barang bekas,” jelas Rifa Ariani SE., Ak., direktur Sekolah Global Mandiri. Sejumlah pelatihan pun digelar di Jakarta, dengan mengundang berbagai guru yang tertarik dengan pendekatan mengajar kreatif. Dengan bingkai program SSR, sekolah terbuka menerima kunjungan guru dari luar Jakarta. Pihak sekolah pun menjadi makin kreatif untuk menggali berbagai metode pembelajaran baru, serta mendorong para guru untuk aktif menulis serta berlatih menjadi trainer. Sekolah pun tumbuh menjadi ’learning society’.

”Keberanian berbagi merupakan proses pengembangan diri sebagai bekal bersaing di era global,” begitu pesan Bambang Aryawan, MM., Kepala Dinas Pendidikan Purworejo, menyemangati para guru di Purworejo untuk selalu belajar.

Ide-ide kreatif dalam buku BCK itu, menjadi hal menarik bagi rekan-rekan guru di Kabupaten Purworejo. Apalagi pelatihan dikemas dengan menarik, berikut ice breaking dan games. ”Sangat puas dan senang mendapatkan pelatihan metode belajar dengan menggunakan barang bekas ini. Kami jadi kreatif, dan yakin siswa akan lebih semangat belajar,” ungkap Drs. Ngadino, Kepala Sekolah SDN Pacor 2, peserta pelatihan hari kedua di SDN Wirotaman, Kutoarjo.

Dengan metode yang tepat, barang-barang bekas terbuang pun bisa menjadi sarana belajar yang menarik. Hal ini terutama sangat diperlukan oleh rekan-rekan guru di berbagai pelosok Indonesia, yang memang terus terang masih terkendala akan alat peraga, sarana belajar, maupun metode belajar yang aktif menyenangkan.

”Penggunaan barang bekas selain kreatif juga menyelamatkan lingkungan,” begitu kesan Amad Tulus, Kepala UPT Kecamatan Bayan. Manfaat pelatihan ini, menurut Wakil Bupati Purworejo Drs. H. Mahsun dan Kepala UPT Pendidikan di Kutoarjo Drs. Joko Sutanto, M.Pd, akan menjadi penyemangat bagi para guru dalam meningkatkan mutu pendidikan di Purworejo dan sekitarnya. TG

Maria Goretti Kadimazu Dara, SPd
Guru di Sekolah Global Mandiri,
Cibubur-Jakarta Timur
Kini menggeluti pelatihan guru
edu@globalmandiri.com

-------------------------------------------------------------------------------------------------

Berikan kami apapun
dari yang tak ternilai
hingga yang tak bernilai...

Tema : NILAI TEMPAT

Bahan yang diperlukan:
1. tutup botol air kemasan biasa (20 buah)
2. tutup botol gallon air kemasan (20 buah)
3. kalender bekas (belakang polos)

Cara membuat:
1. bersihkan tutup botol, dan kelompokkan sesuai ukuran.
2. buat pola lingkaran tutup botol itu dengan kertas kalender, gunting.
3. untuk pola lingkaran kecil, tuliskan angka 0 sampai 9
4. untuk pola lingkaran besar, tuliskan kata : satuan, puluhan, ratusan, ribuan, puluhan ribu, ratusan ribu, jutaan, puluhan juta, dan miliaran.
5. masukkan potongan kalender itu dalam tutup botol yang sesuai ukuran, dengan tulisan menghadap keluar agar terbaca.

Cara bermain:
a. letakkan tutup botol di meja atau lantai, dengan bagian bertulisan menghadap ke atas agar terbaca.
b. Guru menyebut sebuah angka. Misal, sembilan ratus tiga puluh dua. Maka murid akan menyusunnya (lihat gambar).
c. instruksi selanjutnya adalah meletakkan nilai tempat di atas bilangan yang sudah tersusun tadi.
d. Setelah siswa mengerti konsep bilangan, boleh melanjutkan dengan permainan adu cepat menyusun bilangan yang disebutkan guru.

Selanjutnya dapat digunakan untuk bermain perkalian, penambahan, pengurangan. Alat bantu belajar ini dapat dimodifikasi. Misal, mengisinya dengan tulisan huruf Arab saat pelajaran Agama Islam. Tentunya disesuaikan dengan tingkat kesulitan atau level tiap murid. TG

Dikutip dari buku ”Berbagi, Ceria, dan Kreatif ”
Menggunakan barang bekas sebagai media pembelajaran yang menarik
Penyusun: Farida Wulandari, Alfiatun, Anna Budiatmi, Andityas. (Sekolah Global Mandiri)
*) Tulisan ini diterbitkan pada majalah Teachers Guide Edisi No. 8 Vol III/2009.
Dapatkan hard copy di toko-toko Gramedia dan Gunung Agung sekitar Anda. Atau hubungi bagian berlangganan Hp/SMS ke 0856 8040 385.

Tidak ada komentar: