CSR on education :
SimBiz 2009 ASAH TALENTA BISNIS
Namun beruntung bagi sejumlah 150 siswa SMU/K dan 100 mahasiswa yang bergabung dalam Prestasi Junior Indonesia (PJI), mereka bisa berlatih memperkuat cita-cita menjadi pengusaha besar. Di bawah arahan tim Accenture dan Universitas Bina Nusantara, mereka bermain simulasi bisnis di ”SimBiz 2009, Build Your Business Empire”, awal Januari lalu di kampus Binus, Simprug, Jakarta. Sebagian besar siswa asal Jabodetabek, sedangkan lainnya dari Bandung, Yogyakarta, dan Kalimantan Timur.
Kompetisi yang disponsori oleh Accenture (konsultan manajemen) dan PT Freeport Indonesia ini diadaptasi dari The Hawlett Packard Global Business Challange (HPGBC), sebuah kompetisi simulasi bisnis tingkat international (diikuti lebih 1.000 tim berbagai negara). Seperti simulasi HPGBC, SimBiz 2009 juga menggunakan software JA TITAN Bussines Simulation dari Junior Achievement Worldwide.
Tiap sekolah boleh mengirim beberapa tim, masing-masing terdiri atas dua orang. Mereka berperan seolah tim eksekutif pada perusahaan manufaktur virtual yang memproduksi alat canggih bernama ”Hologenerator”.
Software menampilkan berbagai kasus-kasus dalam penjualan maupun pengembangan bisnis Hologenerator. Para siswa diajak bermain sekaligus belajar agar dapat memenangkan persaingan bisnis dengan membuat keputusan-keputusan penting dalam enam aspek, yaitu penetapan harga, kapasitas pabrik, jumlah produksi, biaya marketing, biaya R&D, serta dana sosial yang harus dikeluarkan oleh perusahaan virtual yang dikelolanya. Kinerja perusahaan kemudian diukur dengan angka PI (Performance Index).
Layaknya seorang chief of excecutive (CEO) atau general manager (GM), mereka berjuang agar perusahaan tetap survive dan untung. Siswa benar-benar diperas kemampuan berfikirnya, dan ditantang keberaniannya untuk membuat keputusan bisnis, sementara masukan informasi tentang lingkungan bisnis dan kondisi global cukup terbatas.
”Suatu bangsa yang demokratis hanya bisa sejahtera kalau terdapat cukup banyak warganya mampu berwiraswasta. Karena itu, kemampuan berwiraswasta harus dibangun secara sadar sejak usia dini,” jelas Sarwono Kusumaatmadja, selaku Dewan Nasional PJI.
Konsep kewirausahaan memang sangat perlu ditanamkan semenjak dini. Sumberdaya alam Indonesia begitu besar, namun para lulusan sekolah kita cenderung mengambil posisi sebagai pekerja, orang gajian, atau tukang. Jarang yang berani mengambil keputusan untuk mendirikan usaha dan mempekerjakan banyak orang sekaligus mensejahterakan masyarakat sekitarnya. Sikap kewirausahaan merupakan bekal amat berharga.TG
----------------------------------------------------------------------
Sri Wagini
Guru kewirausahaan di SMK 26 Jakarta Timur
Saya sudah 10 tahun mengajar kewirausahaan. Membimbing toko koperasi sekolah, dan usaha kue black forest di rumah. Saya berupaya memajukan koperasi sekolah, guna memotivasi siswa. Dari modal Rp.5 juta, kini koperasi untung bersih Rp. 45 juta. Disini menjual kebutuhan rumah tangga, alat elektronik, komputer, HP, dsb. Kegiatannya pertokoan, dan simpan pinjam.
Siswa kita harus dibekali prinsip kewirausahaan. Di sisi IQ (intelligent quotient), berupa kecerdasan agar mampu bersaing. Di sisi EQ (emotional quotient), mengembangkan 25 karakter positif , antara lain sikap kejujuran, tanggungjawab, kasih sayang, berani berkompetisi, dan prestatif. Siswa yang bertanggungjawab, dia akan berupaya terus menerus untuk menjadi yang terbaik dan berprestasi.
Di sisi SQ (spiritual quotient), ditanamkan sikap takut kepada Allah SWT, supaya jangan korupsi. SQ ini paling penting, sebagai pengendali. Sebab meski knowledge dan afeksi bagus, jika SQ-nya kurang, orang bisa berlaku curang atau korupsi. Ini masalah bangsa.
AQ (adversity quotient) membentuk sikap mampu bangkit kembali. Tidak ada wirausaha muda yang langsung sukses. Semua pengusaha sukses pasti mengalami beberapa kali kegagalan.
Saya cari sendiri materi pembelajaran yang bisa menggugah, dari buku, koran, majalah, dsb. Bila perlu, orang tersebut saya kunjungi. Saya ketemu Elang Gumilang, entrepreneur termuda di Indonesia dalam usia 23 tahun bergerak di real estate.
Program di sekolah, kelas I materi membina sikap mental yang baik. Di kelas II, pengelolaan perusahaan. Contoh, membangun usaha kecil perorangan (CV), apa saja syarat-syaratnya. Di kelas III, mendalami manajemen bisnis. Diberikan 20 jam perminggu.
Menurut saya, diktat kewirausahaan kurang klop, kurang menarik, dan kurang sesuai dengan kurikulum. Akibatnya, tidak berguna, buku tersebut tergeletak saja di perpustakaan.
Program PJI seperti SimBiz 2009 ini, sangat bermanfaat. Siswa kami, kebanyakan keluarga tak berada, jadi lebih memahami dunia luar. Produk-produk siswa, seperti pupuk kompos, dapat dijual lebih luas. Motivasi mereka berwirausaha jadi lebih tinggi. Terbuka mata hatinya.
Motivasi lain, Departemen Koperasi & UKM memberikan beasiswa ke Jepang bagi siswa berprestasi dalam kewirausahaan, dan sepulangnya diberi modal usaha.
Ketua Dewan Pengawas Student Company “BIONIC” SMK 26, Jakarta Timur
SimBiz ini bagus banget. Saya diimajinasikan keseharian sebagai pemilik perusahaan , diberi situasi realitas persaingan antar usaha. Kita harus putar otak. Situasi dari software ini bisa kita terapkan di dunia nyata.
Untuk acara ini, saya menyiapkan proposal model bisnis rumah kost 30 kamar di sekitar Jakarta Barat atau Rasuna Said, Jakarta. Dengan modal Rp. 8 miliar, saya estimasikan dapat kembali modal dalam tempo 7 bulan operasi. Permodalannya dari dana pinjaman bank. Selesai sekolah, saya ingin menjadi pengusaha real estate.
-----------------------------------------------------------------------------
SMK Tarakanita, kelas II Penjualan
Pengurus Student Company “Metropolista III” Pulo Raya, Blok M, Jakarta Selatan
Student Company kami berjulan produk recycle buatan Yayasan Populi, seperti tas terbuat dari plastik kemasan, bahan jok, kain flanel.
Di SimBiz dapat PI Index 830. Masih terbatas trik bisnis yang kami ketahui, juga kurang mahir dalam cara-cara meningkatkan penjualan. Kita harus kreatif dan jeli, situasi bisnisnya cukup sulit. Kita harus semangat dan kaya pengetahuan. Pengusaha lain punya hal yang tak kita miliki. Kita harus memiliki cara untuk meningkatkan kreatifitas bisnis, antara lain dengan sharing.
----------------------------------------------------------------------------
Fitri Izzati
SMK 8 kelas II Adm. Perkantoran
President “ANT Student Company”
Di samping ruang OSIS, kami jualan burger, yang tidak serupa makanan kantin. Agar laris, ada SMS delivery, pesanan diantar ke kelas, kalau perlu sampai ke lantai 4. Tiap sore belanja barang. Pembeli ramai kalau ada acara sekolah atau tamu. Kini dikembangkan dengan produk lain seperti jus, snack, lolipop, dan cetak foto digital dengan printer komputer. Dengan modal Rp. 150 ribu, pada saat puncak bisa untung Rp. 385 ribu sehari.
Dengan SimBiz ini, saya seperti jadi pengusaha beneran. Belajar bagaimana ’nembus pasar’, kan susah. Strategi bagaimana mengalahkan pasar. Ibu saya pengusaha kue, bikin risol, pastel, dll. Saya belajar dari ibu, mencari uang itu susah. Karenanya, saya ingin jadi pengusaha, punya perusahaan yang dapat kita atur sendiri, dan mempekerjakan orang lain. Harus siap rugi, dan kalau jatuh harus bisa bangun lagi. Bertanggungjawab, mampu menghadapi resiko apapun, kreatif dan inovatif. TG
"A dwarf standing on the shoulder of a giant may see further than giant himself". Seorang kurcaci yang berdiri di pundak seorang raksasa mungkin dapat melihat lebih jauh dari raksasa itu sendiri. Bernard of Chartres (Abad 12)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar