Berfikir adalah kegiatan manusia yang paling utama. Cogito ergo sum, demikian kata Rene Descartes, filsuf Perancis, yang artinya ‘saya berfikir, karena itu saya ada’. Berfikir adalah sumber perilaku manusia.
Selanjutnya, gagasan ini disambung oleh Mc Clelland, penulis buku The Achieving Society, yang mengedepankan konsep virus N-Ach, atau Need for Achievement. Motivasi dasar manusia adalah untuk mencapai prestasi. Di balik motivasi adalah kebutuhan untuk berprestasi, yang menyebabkan manusia ingin menciptakan kemajuan bagi diri dan lingkungannya. Demikian seperti diungkap Dr. Djokosantoso Moeljono, dalam bukunya Beyond Leadership.
Premis di atas kami temukan dengan kejadian yang membuat kami merasa haru biru. Adalah seorang pria berusia 35-an, sebut saja namanya Pak Yusuf. Asli Padang. Karena faktor biaya, dia hanya sanggup sekolah sampai tingkat SMA. Kini menetap di kota hujan Bogor. Sehari-hari, Pak Yusuf berdagang pulsa dan hand phone bekas. Apalah istimewanya!
Namun karena proses berfikir dan virus N-Ach itu, Pak Yusuf mampu ’memaksa’ kami bertemu Guru sejati di kota Bogor, yang selama ini rupanya dia amati, dia cermati sepak terjangnya, dan dia kritisi. Dalam kesibukannya berdagang, Pak Yusuf selalu berfikir tentang pentingnya pendidikan di negeri ini, yang dia a- ngankan akan dapat mengentaskan manusia Indonesia dari kesulitan. Pak Yusuf berselancar di internet, membaca buku, berdialog dengan guru dan praktisi, dan akhirnya menemukan majalah Teachers Guide di salah satu toko buku.
Menurutnya, sejak itu hatinya bergejolak, dan terus mengikuti perkembangan majalah ini, yang waktu terbitnya masih jauh dari ajeg (maaf- red) . Cerita tak berhenti sampai di situ. Ternyata, Pak Yusuf sering memborong sejumlah majalah Teachers Guide –dengan uangnya sendiri-, dan ia bagikan ke sejumlah Guru yang memiliki prestasi dan semangat mengajar hebat. Dia ingin apa yang menjadi buah fikirannya, dapat terwujud menjadi sebuah pencapaian para Guru, minimal di sekolah yang dia kenal selama ini. Ah…., Pak Yusuf yang hebat!
Di bulan yang kuyup dengan hujan, akhirnya kami penuhi keinginannya. Ternyata luar biasa. Kami berbincang lama dengan Guru sejati di dua sekolah negeri. Di saat kritikan terhadap mutu pendidikan dan profesionalisme Guru banyak mendapat sorotan, masih bisa kami temukan Guru yang terkena virus N-Ach!
Kebutuhan untuk mencapai prestasi, telah dibuktikan oleh sosok Guru tulen yang bernama Ahmad Furqon, dan Pipip Rosida. Kehebatan Guru De Britto yang berjuang merangkai kata dalam sebuah tulisan di berbagai media nasional juga membuktikan virus N-Ach. Berfikir, mengkritisi dan menulis. Virus N-Ach ini semoga juga berjangkit di tubuh kita, yang menjadi praktisi di bidang pendidikan Abad 21 ini.
Tetaplah mencari pemahaman bermakna, Pembentukan karakter sedang menjadi pekerjaan besar bagi terciptanya manusia Indonesia yang siap menjadi warga dunia yang tak lagi bulat, namun sudah rata akibat informasi dan teknologi.
Semoga kita makin terjangkit virus N-Ach!
Salam Pendidikan,
Arfi D. Moenandaris
Pemimpin Redaksi
April 28, 2009
VIRUS N Ach
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar