Oktober 25, 2010

Guru Olah Raga Bergaya

Olahraga



Saat pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan atau lebih kerennya pelajaran olahraga, banyak dijumpai siswa yang tidak berminat, ogah-ogahan bergerak, malah bermalas-malasan dan hanya duduk-duduk di lapangan.

Sebagai Guru penjaskes, saya sering melontarkan joke menyindir: “Kalau di dalam kelas kepengennya jalan-jalan, tapi saat olahraga kepinginnya duduk-duduk!”.

Saya berusaha keras mengubah siswa seperti itu, tak hanya sekadar melaksanakan jadwal olah raga satu minggu sekali selama dua jam pelajaran. Yaitu, bagaimana dengan olahraga yang benar akan menjadikan siswa sehat jasmani dan rohani. Bisa kita bayangkan, setiap hari siswa sudah dijejali mata pelajaran, tugas kelompok, pekerjaan rumah, yang kadang membuat mereka stress, enggan masuk sekolah karena takut dengan pelajaran tertentu.

Ini yang Saya Lakukan:
Saya memberikan pemahaman pada siswa, bahwa pelajaran penjaskes tidak hanya untuk mendapatkan nilai dengan kriteria ketuntasan mengajar (KKM). Melainkan juga agar badan kita menjadi bugar sekaligus menghilangkan kejenuhan serta mengurangi kepenatan di dalam pelajaran.

1) Pada saat melakukan pemanasan, seringkali guru penjaskes terjebak pada rutinitas yang membosankan. Cara mengatasi, misal salah satu siswa diminta maju ke depan dan memimpin teman-temannya melakukan pemanasan. Sebaiknya pemanasan diiringi musik.
2) Ada aturan yang harus kita buat bersama antara guru dan murid sebelum atau di awal pelajaran.
3) Penampilan guru yang ‘oke’. Tidak harus berbusana mewah atau mahal, cukup tampil rapi dan enak dipandang, sehingga siswa terkesan akan sang guru olahraga yang pantass jadi panutan.
4) Tidak sekedar ’memerintah’. Karena merasa tua atau lama menjadi Guru penjaskes, banyak Guru yang sekadar memberi perintah. Usahakan Guru memberi contoh-contoh gerakan. Pasti siswa akan antusias dan bangga, Guru olahraganya tak sekadar memberi instruksi namun trampil melakukan gerakan-gerakan.
5) Sebelum pelajaran usai, beri motivasi hidup sehat.
6) Jangan pelit memuji gerakan siswa, meski tak sempurna. Ingat, yang kita hadapi bukan atlet, tetapi seorang siswa.
7) Sikap disiplin tapi tidak galak. Seringkali Guru olahraga ditakuti siswa –sudah galak, ringan tangan pula.

Marilah kita hilangkan kesan galak tetapi tetap disiplin. Dalam pembelajaran penjaskes, tanpa kedisiplinan, akan berakibat cidera. Tumbuh sebersit harapan saya sebagai Guru olahraga, semoga anak bangsa ini lebih sehat dan cerdas.

Amien Ariytna
Guru Olah Raga, tinggal di Semarang, Jawa-Tengah
Salah satu pemenang lomba menulis, dalam workshop Letirasi untuk Guru - Menjadi Guru yang Gemar Menulis, diselenggarakan oleh LPK Fun&Smart Home, Majalah Teachers Guide, Depdiknas Kota Semarang.


Tulisan ini diterbitkan dalam Majalah Teachers Guide edisi No. 10/Tahun ke IV/ 2010. Dapatkan di counter Gramedia/Gunung Agung, atau di komunitas-komunitas guru. Kehabisan? Hubungi Sirkulasi di 0812 824 22801, atau di Fleksi (021) 684 58569. Terima kasih.

Tidak ada komentar: