Oktober 24, 2010

Orangtua Terlibat, Hasilnya Bagus Sekali

MGP-BE


Saat memasuki halaman sekolah SDN2 Isimu Selatan, rasa haru disambut ulur-ulur dan tarian adat oleh beberapa siswa pria berseragam sekolah. ”Sengaja kami latih mereka, karena anak-anak sudah banyak melupakan adat di Kecamatan Tibawa,” kata Abubakar Mootalu, tokoh adat setempat yang ketua forum kelas 6, didampingi Iskandar Ismail S.Ag, ketua Komite Sekolah yang juga orangtua murid.

Bukan hanya sebatas upaya penghargaan budaya setempat. Pihak orangtua melalui komite sekolah juga berbuat banyak, termasuk dalam hal fisik seperti mengecat sekolah, merehab perpustakaan, membuat meja baca, menghias taman, membuat bangunan tempat baca di taman, serta terlibat dalam pendampingan di kelas. Mereka rela bekerja, karena memahami dana pengecatan sudah digunakan untuk membeli buku dan CD pembelajaran. Sebuah transparansi pengelolaan sekolah yang berakibat tergeraknya orang tua untuk mendukung peningkatan dan kemajuan sekolah.


















Dulunya sekolah ini kurang diminati masyarakat sekitar. Bagi sekolah sederhana yang berlokasi di pinggiran sawah dan jauh dari ramai kota, dukungan masyarakat berbagai pihak adalah segalanya. Adalah kejelian sang kepala sekolah, untuk menjalin networking dan menggali dukungan berbagai pihak.

Menurut kepala sekolah Ruwaidah Aliyu S.Pd., seluruh siswa, orangtua murid, dan para guru, kelihatan sangat antusias mendandani sekolah agar makin nyaman dan menyenangkan bagi proses belajar mengajar di sana. Ada meja baca di depan kelas, dengan buku-buku pinjaman dari Perpustakaan Daerah Gorontalo, yang selalu diperbaharui tiap dua minggu.

Karena keterbatasan dana, satu CPU komputer melayani 4 monitor, di mana keempat siswa bisa membuka program atau game edukatif. “Ini membiasakan literasi teknologi informasi pada mereka, sekaligus sebagai ‘rival’ dari rental komputer yang menyediakan game-game yang tidak edukatif bagi anak. Anak-anak gemar ke sini, bahkan buka sampai selepas jam belajar,” jelasnya.

Benar, sebagai sekolah binaan MGP-BE, SDN 2 Isimu Selatan telah berhasil menumbuhkan semangat pembelajaran yang maksimal, bahkan menyebut diri sebagai sekolah berbasiskan IT.

Sekolah menjadi ramah pada anak, memanusiakan anak, serta kaya dengan keterikatan budaya setempat. Pembelajaran PAKEM mengubah mereka menjadi menghargai alam lingkungan dan budaya sendiri. Semua stakeholder sekolah tampak bersatu memberikan yang terbaik pada anak, meski pun kondisi keuangan sekolah terbatas.

Inilah potret perubahan yang amat nyata, dan patut kita renungkan bersama. Hendaknya ini dapat menjadi model bagi sekolah-sekolah rakyat di Indonesia, yang kerap berjuang dengan kesendiriannya, yang sepi, mengayuh kemajuan tanpa gandeng tangan, dan nyaris putus asa.TG


Tulisan ini diterbitkan dalam Majalah Teachers Guide edisi No. 10/Tahun ke IV/ 2010. Dapatkan di counter Gramedia/Gunung Agung, atau di komunitas-komunitas guru. Kehabisan? Hubungi Sirkulasi di 0812 824 22801, atau di Fleksi (021) 684 58569. Terima kasih.

2 komentar:

RUWAIDAH ALIYU, S.PD mengatakan...

Terima kasih, atas dimuatnya sekolah kami. untuk info perkembangan terkini sekolah kami dapat dilihat di :
http://sdn2isimusel.sch.id/
http://ruwaidah.blogspot.com/
http://komitesdn4isimu.blogspot.com/

MAJALAH TEACHERS GUIDE mengatakan...

Terima kasih Ibu Ruwaidah Aliyu, atas kesempatan saya dapat berkunjung melihat dan meliput suasana pembelajaran yang hidup di sekolah yang Ibu pimpin, sebagaimana termuat dalam laporan ini.

Seyogyanya sekolah bermutu karena prosesnya yang bermutu, bukan lantaran infrastruktur atau kelengkapan sarana.

Potret sekolah SD Isimu Selatan yang sederhana, namun hidup dan penuh dengan kreatifitas belajar, seyogyanya dapat menjadi contoh bagi banyak sekolah lain di berbagai pelosok Indonesia.

Salam pendidikan!
Indrawan Miga